Kamis, 08 Oktober 2020

Baby Bernama “978-602-289-622-7” -pun Lahir Setelah “Hamil” Selama 32 Tahun _ by miss lesileop_ #Day2AISEIWritingChallenge

 Rasanya semakin bersemangat untuk merampungkan lebih awal tulisan saya yang ke-2 untuk "Tantangan Menulis dari AISEI" ini. Begitu banyak masukan dari para sahabat dan inspirasi hasil tulisan rekan-rekan pejuang 30 hari AISEI yang sudah saya baca sebelumnya yang begitu hebat-hebat. Terimaksih saya haturkan dan saya juga merasa sangat bersyukur atas kontribusi anda semua pada tulisan-tulisan "kecebong" di blog saya ini. Semoga Allah balas kebaikan berlimpah untuk anda semua. Aamiin.


Oke, di tulisan ke-2 ini saya ingin membahas kelanjutan tentang sebuah mimpi besar “anak biji ketumbar”. Siapakah anak tersebut? Ya tentunya adalah SAYA. Mimpi itu berawal dari ketertarikan saya pada tumpukan buku ketika saya masuk Sekolah Dasar. Saya suka sekali melihat buku-buku berbaris di rak buku baik di perpustakaan, di toko buku modern besar atau bahkan di “Second Market” (Pasar Loak maksudnya, kan kalau barang bekas suka disebut “barang second”, hehe). Saya juga punya mimpi ingin suatu saat nanti, nama saya bisa tercantum di sampul buku sebagai Penulis. Saya sering berfikir orang lain bisa, saya juga pasti bisa, bismillah walau tidak tahu kapan akan terealisasi. Saya jaga baik-baik mimpi ini dan saya yakin dia akan “lahir” di saat yang tepat.


Cerita masih berlanjut saat setiap ingin mengajar saya merasa kerepotan sendiri, yaitu ketika perlu menyiapkan beberapa buku referensi yang menurut saya seolah "berceceran", maksudnya di buku ini ada materi ini yang saya butuhkan, dan saya juga membutuhkan bagian yang lain dari buku lain dengan bahasan yang sama, dan masih banyak lagi, ko saya fikir ga praktis ya, dan saya harus bawa banyak buku padahal yang saya butuhkan hanya beberapa lembar saja dari bagian buku-buku tersebut, hingga akhirnya saya putuskan untuk belajar meramunya dalam sebuah Modul [kalau dulu kita kenalnya dengan Lembar Kerja Siswa (LKS) atau berubah sekarang menjadi LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik)] untuk dipakai kalangan sendiri dengan biaya cetak manual dari fotokopian tetangga sebelah untuk penggandaan. Selain modul sekolah, saya juga menyusun modul untuk anak-anak yang les B.Inggris (ya,, biasa lah yaa, kalo guru Bahasa Inggris sambilannya jarang jadi ARTIS tapi pasti jadi guru les B.Inggris,,hehe). Hal baiknya adalah, ada kepuasan batin saat anak-anak menenteng buku yang sampulnya ada nama saya-nya.


Setelah itu semua terwujud, keinginan pun berkembang (memang benar kan kalau manusia itu tidak pernah merasa puas. Saya “masih manusia” maka kayanya wajar ya, ketika saya juga memiliki keinginan seperti itu__Pemakluman yang maksa ya? Hahaha...). Lalu apakah keinginan yang berkembang itu, ya, “saya ingin menulis buku yang diterbitkan Penerbit dan memilki ISBN”.


Sebelum lebih lanjut yuk kita ketahui dulu “Makhluk” apa sih ISBN itu? Menurut info yang saya dapat dari situs “Perpustakaan Nasioanal Republik Indonesia”, ISBN  adalah kepanjangan dari “International Standard Book Number” sebagai kode pengidentifikasian buku yang bersifat unik. Informasi ini memuat judul, penerbit, kelompok penerbit dan terdiri dari deretan 13 angka sebagai pemberi identifikasi terhadapa 1 judul buku yang diterbitkan oleh penerbit  dan akan berbeda satu dengan yang lainnya. Nomor unik ini dikeluarkan oleh Badan Nasional yaitu tepatnya kalau di Indonesia yang bertugas mengeluarkannya adalah “Perpustakaan Nasional Republik Indonesia”. Pusatnya sendiri di Badan Internasional yang berada di London. ISBN diletakan pada: bagian bawah sampul belakang, di balik halaman judul/copyright, punggung buku untuk buku tebal (bila memungkinkan) dan setiap orang bisa mengajukan untuk permohonan ISBN, Katalog Dalam terbitan (KDT) atau barcode baik untuk anggota baru maupun anggota lama.


Cara penulisannya 13 digit dibubuhi huruf ISBN didepannya. Nomor tersebut terdiri atas 5 (Lima) bagian. Masing-masing dicetak dengan dipisahkan tanda hypen (-). Sebagai contoh yaitu  ISBN: 978-602-289-123-4.

1). 978= Angka Pengenalan Produk Terbitan Buku dari EAN (Prefix Identifier);

2). 602 (default)= Kode Kelompok (Group Identifier);

3). 289=Kode Penerbit (Publisher Prefix);

 4). 123= Kode Judul (Tittle Identifier);

5). 4=Angka Pemeriksa (Check Digit).

 

Back to perjalanan panjang saya untuk ISBN yaa...

Sekitar 2013, Allah kasih saya kesempatan untuk bergabung sebagai penulis lepas dengan Penerbit indie yang bernama “K*lis* Pena”  di daerah “Perumahan Lido Sukabumi”,  (namun sekarang entah kemana keberadaanya). Info dan kesempatan itu saya dapat dari kerabat, bernama Tedy, yang menjadi karyawan di sana. Saat itu saya dipercaya untuk menggarap project membuat isi buku pesanan dari judul yang sudah dipesan. Jadi  kita penulis lepas hanya bertugas menulis isinya saja. Sebetulnya agak aneh karena saya mendapat jatah membuat isi buku yang tidak sesuai bidang saya, yaitu tentang Kepramukaan, Saat itu judulnya “Seluk Beluk Kepramukaan”. Dari situ saya banyak membaca, belajar dan poin pentingnya adalah salah satu teknik menulis adalah membaca keseluruhan info dari berbagi sumber yang kita perlukan lalu menceritakan ulang dengan gaya bahasa kita sendiri tanpa menghilangkan “esensi” yang harusnya ada. (ini adalah untuk menghindari plagiat/ menjiplak mentah-mentah hasil karya orang lain). Saat itu 1 buku “diganjar” dengan harga 1jt 500rb dan saya dijanjikan akan dapat 5 eksemplar sebagai penulis.


Saya sangat bahagia saat buku bisa rampung dengan beberapa kali revisi (maklum masih “biji ketumbar yang masih mentah”  hehe) namun saya menikmati prosesnya. Saya menerima “Rupiah” yang dijanjikan namun sayangnya 5 eksemplar yang dijanjikan tidak kunjung saya terima seiring dengan kerabat saya yang tidak lagi bekerja di tempat itu dan kabar Penerbitnya tenggelam entah ke mana. Jadi pupuslah sudah impian saya dan sebetulnya bukan “rupiahnya” yang saya kejar (itu hanya bonus upah begadang,), saya lebih ingin koleksi buku hasil pekerjaan saya itu saya miliki, saya simpan sebagai kenang-kenangan di rak buku saya bersama deretan buku-buku hasil penulis lain yang tidak saya kenal. Tapi ya sudahlah, biarkan saja, semoga buku tersebut masih ada dan bermanfaat untuk banyak orang.


Seiring berjalan waktu, mimpi ISBN masih diangan-angan. Yang di depan mata adalah kesempatan menulis soal Ujian Akhir (UAS)  Bersama untuk Kabupaten Bogor dari MGMP B.Inggris. Tentu saja tidak saya lewatkan dan saya malah menawarkan diri untuk bergabung. Dan “ajaibnya” Pa Ketua memberikan kesempatann itu pada saya, waah rasanya luar biasa bahagia (kapan lagi coba? kalau kaya di Mall seperti jargon: “Selagi Ada, Selagi Ada!” maksudnya mumpung ada kesempatan,  maklum jarang Guru Honorer seperti saya mendapat kesempatan emas dan langka seperti itu) So, terimakasih untuk Bapa Ismail Marzuki dari SMAN 1 Ciampea, yang juga sekarang masih menjabat menjadi ketua Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) B.Inggris SMA Sekabupaten Bogor yang begitu baik hati dan percaya penuh pada saya dan membiarkan mimpi saya menjadi nyata dan juga yang memberikan kepercayaan diri pada saya yang sering merasa “kecil” tidak ada apa-apanya untuk berani menatap ke depan. “Kepercayaan” beliau pun berlanjut dengan dengan tawaran membuat Modul Unit Kegiatan Belajar Mandiri (UKBM) Sem 1 yang disusun MGMP Bahasa Inggris Kab. Bogor. Saya “dipinangPa Bos MGMP itu untuk bergabung membuat UKBM tersebut. Walau kata rekan-rekan yang sudah berpengalaman itu pekerjaan yang melelahkan namun saya merasa tersanjung ketika tantangan itu datang dan apalagi beliau memilih saya bukan saya yang mengajukan diri.


Saat itu, saya mendapat jatah untuk menyusun “KIKD 3.2-4.2 untuk kelas X B.Inggris SMA tentang Congratulating & Complimenting Others” dan di akhir deadline saya diminta membuat 1 lagi di KIKD “3.4-4.4 kelas X  B. Inggris SMA tentang Descriptive Historical Places” (karena ada kendala di penulis yang mundur sehingga KIKD itu belum ada yang menggarap). Lelah sebetulnya karena yang pertama saja baru rampung,  namun saya juga tidak mau mengecewakan Pa Is (begitu Ia biasa disapa), maka saya terima dan “Roro Jongrang's Project” itu pun berlanjut  dan berhasil membuat saya kurang tidur selama beberapa malam, hehe. Tetapi semua terasa lega dan membahagiakan saat akhirnya UKBM B.Inggris kls X untuk semua KIKD sem 1 itu selesai dibuat dan luar biasanya, saya sejajar dengan 2 penulis senior hebat  lain yaitu Bu Wiwik dan Pa Sulaeman dari SMAN 1 Ciawi Bogor dan nama saya ada di cover UKBM nya. Sekarang, hasil "kolaborasi" kami itu menjadi referensi bagi para guru untuk Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di kab. Bogor.


Namun balik lagi ke cerita cita-cita awal, yaitu “saya masih belum memperoleh angka-angka ISBN” itu. Suasana mulai membaik ketika “mendung” mulai berubah menjadi “cerah” kembali yaitu ketika  saya ditawarkan bergabung ke Whatsapp Group Kelas Kreatif dengan founder pa Dadan dari Bandung International School (BIS) oleh kawan saya bernama Pa Irvan Daviana dari SMAN Sukatani [Beliau Ketua kelas Pendidikan Profesi Guru (PPG)  kami  Universitas Pakuan Bogor 2019 lalu yang begitu berwibawa dan baik hati]. Group itu berisi orang-orang hebat yang aktif berbagi dan membuat project-project buku gotong royong. Kami para anggota yang tertarik bergabung untuk project yang ditentukan Pa Dadan, diminta untuk mengirim ide-ide artikel kreatif. Saat beliau menyampaikan temanya adalah “Aktifitas di kelas tanpa teknologi yang menyenangkan”, ide saya langsung muncul, ada 5 saat itu yang saya kirimkan dan semua sudah terbayang simulasinya. (Walau terinspirasi oleh permainan-permainan yang ada namun saya pastikan judul dan isinya benar-benar ide modifikasi yang kalimatnya saya susun sendiri) yaitu: “ 1. Whispering Message, 2. Detective Mission, 3. What Can You See?, 4. Shape Challenge, 5. Magic Chef”. Kemudian alhamdulillah 2 dari 5 yang saya kirim sesuai dengan yang beliau inginkan yaitu “Whispering Message dan Shape Challenge” adalah menjadi 2 karya kebanggaan pertama perdana saya sebab diakui layak oleh pendiri grup yang luar biasa itu untuk diikut sertakan dalam project.


Buku 75 Artikel Strategi Pembelajaran Kreatif dan Interaktif:
Belajar itu Menyenangkan!_miss lesileop
Karena Pa Dadan sudah sangat dipercaya kredibilitas dan integritasnya, maka mudah saja untuk dia mendapatkan izin ISBN istilahnya tinggal “kedip” saja para penerbit pasti tidak ragu untuk mewujudkannya, dan akhirnya Taraaaa,, : “978-602-289-622-7” menjadi angka perdana keramat sebagai angka ISBN yang sudah lama saya tunggu kelahirnnya.. Buku ini berjudul: 75 Artikel Strategi Pembelajaran Kreatif dan Interaktif: Belajar itu Menyenangkan! Sebagai hasil “ide gotong royong” dengan 66 Penulis dari Kelas Kreatif yang lahir pada Agustus 2020 dengan salah satu Penerbit di Bandung. Nama “si Ketumbar Kampung yang masih mentah ini  ada di urutan 50 dan 74 di situ dengan nama: Lesi Leo Puspitasari-dari SMAN 1 Cisarua Bogor. Hehe, Alhamdulillah. Terimakasih ya Allah, terimakasih Pa Irvan, Pa Dadan sehingga cita-cita yang mungkin “sepele” bagi orang lain ini akhirnya terwujud juga.

Maka untuk anda yang punya mimpi yang orang lain anggap “sepele” namun begitu berharga buat anda, cukup tutup telinga dengan cibiran, yakinkah hati, percaya pada Allah dan ikuti alur yang Allah atur, tidak ada yang sesempurna “skenarioNYA”.  Saat anda dirasa sudah “SIAP” oleh Allah untuk mendapatkan apa yang anda mau maka semua “impian” itu akan segera berwujud nyata; kalaupun tidak terwujud juga sepertinya harus berganti mimpi, karena siapa tahu mimpi itu tidak kunjung terwujud karena Allah tahu akan banyak keburukan yang datang pada diri anda jika DIA kabulkan. Allah selalu tahu yang paling kita butuhkan dan memberikannya disaat yang paling tepat, jadi yuuk STOP maksa sama Allah.


Bagaimana dengan anda, mimpi “luar biasa” apa yang anda punya baik yang sudah terwujud atau belum?


Salam dari  Si Biji Ketumbar Mentah _ miss lesileop


#Day2AISEIWritingChallenge _ #100kata bercerita _ #30hariAISEIbercerita _ AISEIWritingChallenge _ #warisanAISEI _ #pendidikbercerita

Rabu, 07 Oktober 2020

Rasakan Efek Sihir dari Sensasi Pemilihan Kata _ by miss lesileop _ #Day1AISEIWritingChallenge

Kini saya mulai menyadari kalau hobi saya bercerita dan mendengarkan cerita orang lain, 
membalas pesan dengan teks yang panjang (yang kadang mungkin sering membuat orang malas merespon dan membacanya), tidak bisa menahan diri untuk membeli buku-buku pengetahuan yang menarik (apalagi yang harganya miring, hehe) adalah pertanda bahwa saya tertarik dengan dunia tulis-menulis dan bermain kata. Maka pengalaman semalam (Selasa 06 Oktober 2020, jam 19 s.d. 21 yaitu mengikuti Webinar yang diadakan Association for International-Minded School Educators Indonesia-AISEI- dengan seorang bintang tamu Guru Besar dengan berjuta karya tulisnya yang luar biasa: Profesor Richardus Eko Indrajit) adalah salah satu upaya saya meningkatkan dan mengembangkan hal yang saya gemari (menulis) menjadi lebih baik. Tulisan ini sebagai perwujudan pemenuhan tantangan DAY 1 dari AISEI untuk kami para peserta dengan menulis 1 day 1 story selama 30 hari. Semoga saya bisa menyelesaikan tantangan dan tulisan saya, "si pemula dan si awam" ini, ada manfaatnya untuk para pembaca. Aamiin.


Terus terang, dari pagi saya bingung tidak tahu harus membahas apa. Laporan kawan-kawan di grup whatsapp AISEI yang melaporkan link tulisan mereka untuk dikomentari dan dikunjungi kawan-kawan membuat saya “iri”, gelisah karena ingin segera menyusul namun tak ada satupun tema tulisan yang menarik untuk saya walau saya sudah mencoba berulang kali namun akhirnya mentok dan saya tinggalkan saja. Hingga akhirnya, saat hari mulai petang ( biasa, the power of deadline, hehe) isi kepala saya mulai mau bekerja sama dan mengarahkan saya untuk menceritakan tentang hal ini.


Baik kita mulai ya. Ini tentang kekuatan kata-kata. Bagi saya, kekuatan kata-kata bisa merubah "seekor singa" yang terlihat menyeramkan menjadi "seekor kelinci" yang jinak; membuat sebuah "sendal jepit usang" menjadi sendal yang sangat percaya diri karena dia sadar bahwa "dia" begitu berharga untuk pemiliknya dan sudah melakukan banyak hal baik untuk tuannya. Kekuatan kata-kata bisa menciptakan emosi apapun yang kita inginkan: terbuai, terpingkal, terpuruk, berbangga, bersedih, murka dan emosi lainnya.

Pemilihan kata adalah hal yang terpenting untuk menunjukan siapa kita, misal saat kita memanggil nama seseorang dengan sapaan: si jelek, si nakal, si gembrot, si ceking, si bloon, si aneh. Bandingkan dengan sapaan berikut: anak solehku, my dear, anak manis, anak gantengnya bunda, anak hebatnya Ayah pasti akan menimbulkan kesan berbeda dan membuat siapapun yang mendengarnya menjadi merasa lebih dihargai dari pada sapaan "kelompok pertama".

Pilihan Kata_Private Collection_misslesileop

Bagi para pebisnis atau lebih tepatnya di dunia marketing, kemampuan menyusun kata-kata adalah sihir ampuh sebagai "senjata negosiasi" untuk mempengaruhi orang lain. Bagaimana dengan kita para guru atau malah orang tua yang juga sekarang berperan sebagai "guru les" dadakan di rumah untuk anak-anak kita? Ya, ini dipastikan menjadi hal penting untuk dicoba dilatih supaya buah hati atau siswa kita lebih termotivasi untuk mau melakukan hal-hal baik misal kegiatan saat Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang begitu menguras emosi dan  menuntut kita beradaptasi dalam Masa Pandemi.


Maka sederhananya, mari  kita gunakan kekuatan kata-kata untuk memulihkan kepercayaan diri siapapun untuk selalu menjadi lebih baik. Namun dengan catatan,  lakukan kekuatan kata-kata untuk tujuan mulia, jangan buat kekuatan kata-kata anda menjadi “racun” untuk diri anda sendiri dan menjadikan orang lain tumbuh menjadi "monster" mengerikan, seperti menjadi Pembohong atau Penipu.


Oleh karena itu, mari mulai sekarang kita pilih kata-kata yang  lebih "elok", yang berkekuatan “magic” untuk merubah orang lain dan menunjukan apakah kita layak untuk dihargai orang lain atau tidak. 


Finally, Bagaimana dengan anda? Apakah anda punya pengalaman dengan memanfaatkan "kekuatan" kata-kata?


Regards _ miss lesileop


#Day1AISEIWritingChallenge _ #100kata bercerita _ #30hariAISEIbercerita _ AISEIWritingChallenge _ #warisanAISEI _ #pendidikbercerita

Baby Bernama “978-602-289-622-7” -pun Lahir Setelah “Hamil” Selama 32 Tahun _ by miss lesileop_ #Day2AISEIWritingChallenge

 Rasanya semakin bersemangat untuk merampungkan lebih awal tulisan saya yang ke-2 untuk " Tantangan Menulis dari AISEI " ini. Begi...